BATAM, TRIBUNBATAM.id - Rencana pembangunan pelabuhan baru di Batam atau Batam New Port di wilayah Tanjungpinggir, Sekupang, Batam mulai dijalankan.
Saat ini, prosesnya sampai pada tahap penilaian kelayakan Tanjungpinggir sebagai lokasi pembangunan Batam New Port. Proses ini dijalankan dalam rapat koordinasi di Badan Pengusahaan atau BP Batam, Jumat (18/2/2022).
Laksamana TNI (Purn), Marsetio turut hadir dalam rapat tersebut. Pihaknya tengah mendata potensi yang dimiliki Tanjungpinggir, bersama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai lembaga di bawah Kementerian Keuangan dan BUMN, membuat Feasibility Study (FS).
"Kami sedang proses pendataan. Bersama PT SMI, membuat Feasibility Study untuk menentukan apakah Tanjungpinggir layak dibangun Batam New Port," jelas Marsetio.
Ia menyampaikan, rencana implementasi pembangunan Batam New Port akan berstandar internasional dengan konsep Green and Smart Port.
Diharapkan, Batam dapat menjadi hub kegiatan kemaritiman dan perekonomian dan didesain untuk jangka waktu sampai 2045 dari segi IT, lingkungan, pembangunan yang berkelanjutan, dan keberpihakan pada penanganan perubahan iklim.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, aktivitas pelabuhan Singapura rata-rata mencapai 33 sampai 35 juta TEUs per tahun.
Dari data kegiatan di pelabuhan, aktivitas bongkar muat barang yang dimaksud, sekitar 18 sampai 19 juta TEUs berasal dari Indonesia.
"Contohnya seperti dari pelabuhan Malayati, Belawan, Kuala Tanjung, Dumai, Batam, Jakarta, Banten, Makassar, Surabaya, Semarang, Samarinda, Balikpapan, hingga Manado," ujar Marsetio.
Dengan hadirnya Batam New Port, diharapkan aktivitas bongkar muat tersebut dapat masuk ke Indonesia. Marsetio sangat optimis dengan rencana ini, terlebih setelah adanya penyatuan antara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I hingga Pelindo IV.
Dalam setahun, data dari pelabuhan di bawah Pelindo kurang lebih hampir 18 juta sampai 19 juta TEUs.
Staf Ahli Bidang Konektivitas Kemenko Marves, Sahad M. Panggabean mengungkapkan rencana groundbreaking akan dilaksanakan pada akhir September atau awal Oktober 2022.
Sebelum pelaksanaan, akan disiapkan hal-hal yang mendukung terutama dari sisi regulasi dan teknis. Pihaknya pun saat ini sedang intens melakukan koordinasi dengan Kementerian dan lembaga terkait untuk mempercepat revisi regulasi yang dibutuhkan dalam pembangunan Batam New Port.
"Kemudian, dari sisi teknis, dari Kementerian PUPR akan membantu dari segi aspek teknisnya dan juga data dari BP Batam juga sudah lengkap dan langkah untuk ground breaking bisa kita percepat," tambah Sahad.
Sementara itu, Anggota Bidang Administrasi dan Keuangan BP Batam, Wahjoe Triwidijo K. menyatakan BP Batam mendukung penuh kebijakan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu.
"Kami harapkan dengan dilakukannya rapat ini dapat memberikan dampak positif pada peningkatan investasi di Kota Batam," ujar Wahjoe.
Disampaikan, lokasi Batam yang strategis dalam pelayaran internasional, memberikan keuntungan. Jika dapat membangun pelabuhan internasional yang melayani pelayaran langsung ke negara tujuan, sehingga tidak lagi bergantung kepada Singapura dalam melakukan kegiatan ekspor dan impor.
"Pembangunan Batam New Port kami harapkan dapat mempercepat proses perpindahan barang dari dan ke Batam, memperlancar arus ekspor dan impor, sebagaimana visi Kepala BP Batam Muhammad Rudi untuk kemudahan aksesibilitas barang. Hal ini tentu akan menambah kembali daya saing Kota Batam di mata Internasional," harap Wahjoe.
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Groundbreaking Pembangunan Pelabuhan Baru di Batam Direncanakan Akhir September 2022, https://batam.tribunnews.com/2022/02/19/groundbreaking-pembangunan-pelabuhan-baru-di-batam-direncanakan-akhir-september-2022?page=2.
Penulis: Hening Sekar Utami | Editor: Dewi Haryati